YES RADIO, Cilacap : Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, khususnya batubara, PT PLN Indonesia Power UBP Jateng 2 Adipala mengembangkan sumber energi terbarukan seperti biomassa.
Yakni melalui program Hutan Tanaman Energi yang melibatkan masyarakat di Desa Karangjengkol – Kecamatan Kesugihan untuk menanam tanaman energi seperti Kaliandra dan Gamal.
Manager Pengelolaan Energi Primer UBP Adipala – Achmadi Herpuro mengungkapkan, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan pengganti batu bara di PLTU Adipala dirancang dengan memanfaatkan kaliandra dan gamal yang banyak tumbuh di Kabupaten Cilacap.
PLN Indonesia Power UBP Jateng 2 Adipala memilih Kaliandra dan Gamal sebagai tanaman pada program ini karena beberapa alasan.
“Dari segi penanaman dan perawatan lebih mudah, long life, jadi kalau di tebang sisa batang masih bisa tumbuh. Dari sisi ekonominya, kedua tanaman ini memiliki nilai, ketika kering itu bisa mendekati nilai kalori Batubara dan memang sifatnya ini bisa mensubstitusi penggunaan Batubara,” ujar Achmadi.
Selain itu, daun dari tanaman ini juga memiliki manfaat lain seperti pakan ternak dan bahan kompos, sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar.
Dikatakan, program ini merupakan bagian dari upaya PLN Adipala untuk mengurangi penggunaan batubara di PLTU.
“Meskipun PLTU tetap menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama, persentase penggunaannya akan dikurangi dengan memanfaatkan biomassa dari kaliandra dan tanaman lainnya”, ungkapnya.
Pada tahun 2025, PLN Adipala menargetkan penggunaan biomassa sebanyak 149 ribu ton, yang berasal dari berbagai sumber seperti sekam padi, kaliandra, dan jenis biomassa lainnya.
Program hutan tanaman energi ini mencakup area seluas 10 hektar di Desa Karangjengkol dengan sekitar 1.068 batang pohon yang ditanam.
Diketahui, penanaman perdana pohon kaliandra dan gamal rencananya akan dilakukan pekan depan, Jumat (14/02/25).
Untuk mematangkan rencana tersebut, PLN UBP Adipala mengadakan sosialisasi dan focus group discussion (FGD) terkait hutan tanaman energi bersama puluhan petani di Desa Karangjengkol.
“Harapannya nanti seluruh petani bisa berpartisipasi, dimulai dari tanah milik salah satu warga, kemudian tanah milik warga lainnya ikut serta juga. Manfaatnya banyak, batangnya untuk co-firing, daunnya untuk pakan ternak, dan bisa untuk kompos juga,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Al Forsa yang juga merupakan salah satu pemilik lahan – Subhan Wahyudi menyambut baik kolaborasi PLN UBP Adipala.
Menurutnya, rencana tersebut merupakan wujud nyata aksi go green dari masyarakat, perusahaan dan pemerintah sebagai sumbangsih terhadap lingkungan.
“Ini sebagai sumbangsih oksigen, dan penanamannya mulai bulan ini selagi masih musim hujan, ditargetkan 10 hektar menanam tanaman energi,” ujar Subhan.
Pihaknya akan mengajak masyarakat melalui Yayasan Al Forsa yang memiliki Kelompok tani dengan anggota sekitar 5000 petani di tiga desa yakni, Karangjengkol, Ciwuni dan Keleng.
“Tanaman energi ini bisa ditanam di sela-sela tanaman utama seperti singkong, kedelai, kacang tanah maupun padi, sehingga bisa menjadi tambahan pemasukan masyarakat,” katanya.
Sehingga selain menambah perekonomian petani, program ini juga mendorong pemanfaatan lahan yang lebih produktif dan berkelanjutan.