YES RADIO, Cilacap : Pekerja Pertamina Imam Subekti (34) yang bekerja di tengah Samudera Hindia rupanya ikut merasakan kemerdekaan yang menggema seantero Nusantara, Senin (17/08/20).
Dia yang bekerja sebagai Loading Master di fasilitasi Single Point Mooring (SPM) yang berada 10 mil dari bibir Pantai Selatan Cilacap turut mengibarkan sang saka Merah Putih.
Lokasi SPM yang mengapung di atas ketinggian sekitar 30 m di tengah laut ini cukup menantang dan ekstrim.
Fasilitas berdiameter sekitar 14 m ini kerap bergoyang mengikuti irama gelombang Samudera Hindia Selatan yang dikenal cukup ganas.
“Ini tantangan kami saat bekerja. Gelombang di perairan Samudera Hindia Cilacap dikenal alurnya abadi”, kata Imam yang sehari-hari bekerja sebagai Loading Master SPM pada Oil Movement 70 Pertamina RU IV Cilacap.
SPM merupakan dermaga khusus yang digunakan sebagai tempat sandar kapal tanker raksasa atau Very Large Crude Carrier (VLCC) yang membawa minyak mentah (crude) dari wilayah Timur Tengah yaitu Arabian Light Crude (ALC) dan crude dari negara lain.
Lantaran besarnya ukuran kapal tanker, di SPM inilah titik awal serah terima crude kemudian disalurkan melalui pipa bawah laut menuju daratan Area 70 untuk kemudian diolah di Fuel Oil Complex (FOC) I dan II di kilang RU IV Cilacap.
Untuk mencapai lokasi tersebut, dirinya harus berangkat menggunakan tug boat dengan gelombang pasang yang alurnya bisa 3 meter.
Tug boat yang ditumpanginya harus mendekati dinding kapal (tanker) dengan cara menempel, dan ia harus naik tangga pilot ladder setinggi 3 meter.
Kegiatan bongkar crude dengan kapasitas 1.800.000 barrel yang dilakukan 2-4 kali per bulan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Imam dan rekan-rekannya.
“Kami dedikasikan kepada Pertamina agar tetap jaya di dalam maupun di luar negeri”, tegasnya.
Imam mengaku tahun ini terasa lebih istimewa lantaran pada momen HUT ke-75 kemerdekaan Indonesia, Imam telah 10 tahun berkarya di Pertamina.
Unit Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap – Hatim Ilwan mengatakan, bahwa potret Imam yang bekerja dengan resiko tinggi mewakili komitmen seluruh pekerja di lingkungan Pertamina RU IV Cilacap.
“Ini menjadi komitmen seluruh pekerja Pertamina di Kilang Cilacap dalam mengemban tugas mengamankan pasokan energi khususnya BBM bagi masyarakat Indonesia”, ujarnya.
Apalagi posisi kilang Pertamina RU IV Cilacap ini, masih menurut Hatim, adalah unit pengolahan yang paling strategis di Indonesia lantaran berstatus sebagai kilang terbesar yang dimiliki Pertamina di mana sekitar sepertiga crude diolah di sini.
“Selain itu sekitar sepertiga kebutuhan BBM nasional dan bahkan 60 persen kebutuhan BBM Pulau Jawa dipasok dari RU IV Cilacap”, tambahnya. (lus)