YES RADIO, Cilacap : Sekelompok remaja Cilacap yang tergabung dalam grup musik Tabuh Singmoni tak kehilangan akal untuk merefleksikan karya seni mereka di tengah pandemi Covid-19.
Mengambil tempat di sebuah aula kecil komplek kantor Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, mereka melakukan pertunjukan yang dipentaskan dengan cara tersembunyi, Minggu (7/6/2020) sore.
Hal ini sengaja dilakukan untuk menghindari penonton yang ingin hadir secara langsung, namun menikmatinya secara live di kanal Youtube.
Inilah yang menjadi salah satu konsep dalam pertunjukan bertajuk ‘Ngrumat Semangat, Menjemput Rindu’.
Dalam pertunjukan ini turut serta Midhan Anis, seorang perupa Kaligrafi yang berperan sebagai Salim.
Dikisahkan, Salim adalah seorang yang selalu bijak dalam menyikapi segala persoalan.
Sementara makna “Salam-Salim” juga mengingatkan tentang perubahan perilaku tatanan kehidupan di masyarakat karena Covid-19 ini.
Tak hanya itu kehadiran Lestari melalui tarianya, cukup mengambarkan sebuah kerinduan mendalam para seniman untuk melakukan berbagaj pertunjukan secara normal.
Pertunjukan kolaborasi Tabuh Singmoni bersama Gugus Tugas Covid-19 Cilacap Utara ini melibatkan beberapa tokoh pemerintahan setempat guna menyampaikan pesan penting protokol kesehatan di masa menjelang ‘New Normal’.
Camat Cilacap Utara Sunarti menyempatkan untuk mengimbau para remaja untuk bersabar, tidak melakukan hal besar yang berdampak buruk pada kesehatan, serta tetap menjaga protokol kesehatan dengan selalu mengutamakan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Saya tahu, kalian rindu berkumpul bersama teman-teman, dan mengekspresikan karya secara terbuka. Tapi bersabarlah, kita tunggu agar Covid ini berlalu. Tetap jaga kesehatan, jangan berkerumu, patuhi imbauan pemerintah” ungkapnya yang saat itu turut serta dalam pementasan.

Tak hanya Camat Cilacap Utara, Andri Dewanto selaku Lurah Mertasinga bersama staf dan jajaranyapun turut serta dalam pementasan berdurasi 40 menit ini.
Pentas yang hanya bisa disaksikan secara live melalui kanal Youtube Sangkanparan ini disaksikan serentak oleh sedikitnya 180 penonton saat itu.
Hingga pementasan usai, para penonton masih terus menyaksikan pertunjukaan tersebut berulang.
Yang paling membanggakan, dalam waktu 3 jam kemudian pertunjukan tersebut menembus angka 1000 penonton.
Tofik Suseno selaku pengagas pertunjukan virtual ini tidak menyangka jika pementasannya mendapat banyak apresiasi melalu jejaring sosial.
Hal ini menjadi bukti bahwa kreatifitas remaja tidak boleh berhenti di satu titik.
“Kita harus bisa mengembangkan kreatifitas. Meski di masa sulit seperti saat ini” ungkapnya. (sdy)