YES RADIO, Cilacap : Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap sejauh ini berdampak positif bagi masyarakat & lingkungan.
Hal ini menjadi sorotan sejumlah pihak, termasuk sesama subholding KPI, PT Polytama Propindo yang melakukan kunjungan langsung, Senin (17/02/25).
Diketahui, PT Polytama Propindo merupakan produsen resin polipropilena (PP resin) di Indonesia.
Polytama yang berkedudukan di Indramayu, Jawa Barat merupakan salah satu perusahaan petrokimia terkemuka dan terus berkembang.
Rombongan Polytama yang dipimpin CSR Supervisor PT Polytama – Catharina Siena diterima di ruang rapat Anggrek komplek Head Office (HO) Kilang Cilacap, di Jl. MT Haryono.
Usai menyimak paparan tim CSR, dilanjutkan kunjungan ke bank sampah Beo Asri di Kelurahan Tegalreja – Cilacap Selatan.
Kelompok Beo Asri fokus pada upaya pengelolaan lingkungan dengan mengumpulkan sampah dan limbah minyak jelantah.
“Program ini memiliki potensi besar untuk menjadi titik balik masyarakat sekitar di sektor UMKM,” jelas Area Manager Commrel & CSR Kilang Cilacap – Cecep Supriyatna.
Cecep berharap, program ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih aktif mendukung keberlanjutan lingkungan, salah satunya melalui pengelolaan minyak jelantah.
“Karena tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tapi juga bisa jadi bentuk kontribusi pada kelestarian alam di sekitar kita,” ungkapnya.
Dari bank sampah Beo Asri Tegalreja, kunjungan dilanjutkan ke bank sampah di Kelurahan Kutawaru – Cilacap Tengah.
“Di sini, ada 240 warga rentan yang kembali bisa produktif karena program TJSL. Mayoritas latar belakang masyarakat Kutawaru adalah mantan anak buah kapal dan mantan pekerja migran,” jelas Cecep.
Di Kelurahan Kutawaru, terdapat program Masyarakat Mandiri Kutawaru Berdaulat di Kampung Sendiri (Mamaku Berdikari) yang sudah berjalan sejak 2022 dan terus berinovasi.
“Mamaku Berdikari ini dibuat agar masyarakat semakin memahami bahwa daerah mereka punya potensi sebagai daerah kelautan yang bisa menghasilkan banyak manfaat”. Imbuh Cecep.
Saat ini program Mamaku Berdikari sudah memiliki 5 Sistem Integrasi Aquakultur Berbasis Energi Terbarukan (Sinar Biru).
Di antaranya pembibitan dan budidaya mangrove, kepiting cangkang lunak, energi terbarukan, alam dan kuliner, serta learning center.
Kunjungan Tim Polytama ini berfokus pada Wisata Kampung Kepiting yang termasuk dalam program Sinar Biru, yakni alam dan kuliner.
Kilang Cilacap melalui Tim CSR memberi support Restorasi Lahan dan Silvofishery untuk mengembangkan Eduwisata Budi Daya Perikanan Kelautan.
Catharina Siena dalam pernyataannya mengapresiasi tinggi program unggulan Mamaku Berdikari.
“Luar biasa dan inspiratif. Semoga dengan kolaborasi ini program TJSL Kilang Cilacap semakin berkembang dan selalu memberi dampak positif untuk keberlanjutan lingkungan dan masyarakat sekitar,” ungkapnya.