YES RADIO, Cilacap : Muhammad Jamaludin (29), warga Dusun Bondan – Desa Ujung Alang – Kecamatan Kampung Laut dengan bersemangat melayani sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Cilacap (PNC) yang berkunjung, Sabtu (02/10/21).
Pria yang akrab disapa Jamal itu secara runtut menjelaskan cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) yang memanfaatkan tenaga surya dan angin.
Dikatakan Jamal, sejak diresmikan 2019 lalu PLTH terbukti menjadi solusi penting kebutuhan penerangan warga.
“Bertahun-tahun kami tidak bisa menikmati penerangan listrik karena sulitnya akses dan wilayah yang terpencil. Kehadiran PLTH sangat berguna bagi 78 KK di dusun ini,” katanya.
Masih kata dia, dengan perangkat 5 kincir angin dan 24 panel surya, saat ini mampu menghasilkan kapasitas listrik 16.200 Watt Peak (WP).
“Bagi kami ini menjadi sebuah anugerah yang harus disyukuri dan dijaga bersama kebermanfaatannya,” ucap Jamal.
Pihaknya bersama warga mengapresiasi inisiatif PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap bersama PNC yang melakukan rekayasa teknologi dengan mengoptimalkan potensi angin dan tenaga surya.
“Kami sangat bersyukur, anak-anak semakin bersemangat belajar di malam hari karena cahaya lampu yang maksimal dari PLTH,” katanya.
Dosen PNC – Afrizal Abdi Musyafiq menyambut antusias program kunjungan ke salah satu wilayah terpencil dan tertinggal di Kabupaten Cilacap ini.
“Ini adalah program rutin tahunan, membawa para mahasiswa untuk belajar langsung. Terlebih program PLTH ini merupakan hasil kerjasama kami dengan Pertamina,” katanya.
Lebih lanjut, selain untuk memastikan keberlanjutan program Sidesi Mas kunjungan 45 mahasiswa PNC ini juga menjadi sarana pembelajaran langsung di lapangan.
“Kami senang rekayasa teknologi ini bermanfaat untuk masyarakat secara berkelanjutan sekaligus menjadikan wilayah Bondan sebagai laboratorium pembelajaran Energi Baru Terbarukan (EBT) secara langsung. Semoga terus terjaga,” imbuh Afrizal.
Pjs Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Unit Cilacap – Ibnu Adiwena menjelaskan, kunjungan ini penting untuk mengasah semangat mahasiswa untuk ikut terlibat membangun daerah Terdepan, Terpencil & Tertinggal (3T) di Kabupaten Cilacap.
“Program ini sudah berjalan dengan baik dan terjaga, bahkan memiliki dampak positif yang luas untuk meningkatkan perekonomian warga. Kunjungan ini juga penting untuk melihat kesiapan warga ketika exit program, dimana kami benar-benar melepas program ini untuk diserahkan pengelolaannya pada warga,” ujar Ibnu.
Hal ini, lanjutnya sejalan dengan target Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDG’s) pada poin satu, mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di manapun.
“Komitmen kami menjadi bagian solusi bagi permasalahan sosial kemasyarakatan. Maka seoptimal mungkin kami kembangkan potensi yang ada melalui sinergi dengan pihak-pihak yang memiliki semangat yang sama,” pungkas Ibnu.