YES RADIO, Cilacap : Tantangan pendidikan yang semakin komplek di abad 21, membuat para pendidik juga dituntut terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan pembelajaran.
MIKIR, sebagai akronim dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi adalah metode pembelajaran yang dikembangkan Tanoto Foundation, sebuah lembaga filantropi yang fokus pada pengembangan pendidikan, termasuk di Kabupaten Cilacap.
Tanoto Foundation kembali menyelenggarakan Pelatihan Praktik Baik Modul I, Pembelajaran dan Budaya Baca di SMP/Mts di Hotel Sindoro, Cilacap selama tiga hari sejak Selasa – Kamis (18 – 20/2/2020).
Kegiatan angkatan pertama ini melibatkan 60 guru dari 8 SMP/Mts Negeri maupun swasta di wilayah Kecamatan Jeruklegi dan Kesugihan.
“Progam yang kami sebut PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran -red) memberikan materi pelatihan 75 % lebih untuk menemani guru praktek pembelajaran yang baik di kelas. Kami tidak lagi berdebat konsep pembelajaran, namun memberi contoh menerapkan pembelajaran sesuai kurikulum. Misalnya tentang High Order Thinking Skills (HOTS), sebuah konsep pertanyaan yang dikuasai guru sehingga dorong anak lebih berkembang” jelas Teacher and School Training Specialist Tanoto Foundation Jawa Tengah. Saiful Huda Shodiq.
Lebih lanjut kata dia cara ini berusaha menjawab tantangan abad 21 dan memperpraktis unsur lima M dalam kurikulum 2013 yaitu Mengamati, Menanya, Menyajikan, Menalar, dan Mencoba.
“Dengan pembelajaran tersebut, siswa secara lebih praktis diajak untuk kreatif, mampu berkolaborasi dalam tim, dan kritis selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga poin-poin utama dalam penerapan kurikulum bisa tercapai secara maksimal” tegasnya.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Cilacap Imam Tobroni yang membuka kegiatan ini, Selasa (18/2/2020) mengakui pentingnya pelatihan yang mengedepankan kompetensi untuk menghadapi tantangan abad 21 seperti dilakukan Tanoto Foundation.
“Untuk menghasilkan generasi hebat sebagai modal untuk antisipasi revolusi industri 4.0, sangat wajar kalau dunia pendidikan menerapkan pembelajaran abad 21. Mengapa harus pembelajaran abad 21? Hal ini dikarenakan untuk mengimbangi munculnya karakteristik siswa saat ini yang cenderung aktif dan kreatif” paparnya.
Ditambahkan Imam keterampilan ini perlu disiapkan oleh sekolah dan madrasah agar peserta didik siap menghadapi masa depan, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
“Dapat diartikan bahwa pendidikanlah yang menjadi penggerak bagi siswa untuk menghadapi tantangan abad tersebut” imbuhnya.
Peserta terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pengawas diajak memasukkan unsur-unsur pembelajaran aktif, mengelola lingkungan pembelajaran dan mengembangkan budaya baca.
Pada hari ketiga mereka akan mempraktikkan pengalaman belajarnya di sekolah masing-masing dan kemudian akan direfleksi kembali dalam pelatihan. (sdy)