YES RADIO, Cilacap : Curug Cinagara di Desa Sadahayu, Kecamatan Majenang belum diketahui banyak warga luar desa.
Maklum saja curug ini berada di tengah-tengah hutan pinus dan berada di bawah jalan penghubung pusat Desa Sadahayu dengan Dusun Tembongraja.
“Desa Sadahayu dianugerahi berkah melimpah lima curug. Masing-masing Curug Manik, Batu Manik, Cinagara, Begug dan Curug Tonjong. Semuanya berada di pedalaman hutan Perhutani atau hutan lindung. Curug Cinagara sempat digadang-gadang untuk bisa dikembangkan menjadi obyek wisata” jelas IH Antasalam, Aktivis Lingkungan Majenang.
Salah satu keunggulan Curug Cinagara, lanjut dia adanya aliran air yang masuk ke bawah bebatuan.
“Keunikan ini bisa dilihat jika menyusuri curug dari atas hingga bawah. Setengah perjalanan, air tidak terlihat karena berada di bawah batu, seolah menyembunyikannya dalam misteri yang belum terungkap” ungkapnya.
Untuk bisa menuju curug ini, memang dibutuhkan perjuangan luar biasa.
Pasalnya, pengunjung harus berjalan kaki melalui jalan setapak menembus hutan pinus.
“Ada rute memutar, tepat di pertigaan Jalan Sadahayu-Tembongraja dengan Sadahayu-Jambu. Dari sana, jalan lebih landai dan menyusuri hulu sungai Cijalu. Jika ingin lebih cepat, maka pilihan pertama adalah menyusuri sungai Cinagara” kata dia yang juga Kepala Divisi Ekologi dan Seni Budaya Masyarakat Pariwisata Cilacap (MPC) ini
Namun rute ini ujar dia sepertinya hanya diperuntukan pemilik jiwa petualang karena jalan lebih curam hingga membutuhkan tenaga ekstra saat kembali.
Karena posisinya berada di tengah alam pegunungan dan masih sangat asri, pantas saja belum banyak penduduk setempat yang melaluinya.
“Mereka yang ke sana kebanyakan penyadap pinus” tandasnya.
Ini belum lagi dengan tantangan lain berupa cuaca, karena hawa dingin khas hutan pinus yang langsung menyergap setiap pengunjung.
“Penyebabnya karena wilayah desa ini berada di ketinggian kurang lebih 700 meter di atas permukaan laut (dpl)” tegasnya.
Dari jalan kecil, setelah 15 menit berjalan sudah bertemu dengan aliran sungai kecil.
“Kalau lewat rute ini lebih berat. Namun, perjalanan ini bukan tanpa bonus. Udara yang berhembus sepanjang jalan menuju curug masih sangat bersih” lanjutnya.
Bagi pecinta petualangan, rute ini sangat menantang karena keasrian alam.
“Salah satu buktinya adalah lumut yang tumbuh di hampir semua batu besar karena daerah tersebut sangat lembab. Ditambah lagi, posisi curug ternyata diapit oleh tebing batu cadas dan tinggi. Bonus terakhir ini bisa dinikmati jika sudah sampai ke dasar curug” imbuhnya.
Di dasar air terjun juga ada kolam atau yang biasa disebut dengan kedung oleh warga setempat.
“Air dipastikan sangat jernih karena melalui bebatuan dan tidak bersentuhan dengan tanah sama sekali” pungkasnya. (sdy)