YES RADIO, Cilacap : Sebuah riset dirilis akademisi Cilacap menunjukkan, sebanyak 18 % masyarakat mengalami kecemasan umum disertai kecemasan panik, kecemasan sosial dan kecemasan obsesif.
Riset ini dirilis oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas NU Imam Al Ghazali (Unugha) Cilacap terkait jenis kecemasan masyarakat Cilacap dalam menghadapi Covid-19.
“Hasilnya kami mendapatkan bahwa data paling tinggi yaitu sebanyak 18% masyarakat Cilacap mengalami kecemasan umum disertai dengan kecemasan panik, kecemasan sosial dan kecemasan obsessif” ujar Hanifah Muyassaroh, Ketua Riset sekaligus Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Unugha Cilacap.
Dalam riset ini, kata Hanifah metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
“Variabel dalam riset ini adalah jenis-jenis kecemasan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan subjeknya adalah masyarakat Cilacap. Riset dilakukan kepada responden dari semua kecamatan. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional simple random sampling, dimana sampel diambil secara acak dengan mempertimbangkan proporsi sampel tiap kecamatan dengan status mental yang stabil dan bersedia bergabung dalam penelitian sebagai sampel” terangnya.
Riset ini lanjut dia, berlangsung mulai periode 13 – 18 April 2020 dengan melibatkan 626 sampel menggunakan kuesioner online.
Sedangkan indikator kecemasan umum seperti tidak bisa tidur nyenyak, nafsu makan menurun, menyalahkan orang yang menyebarkan wabah Covid-19, menarik diri dari media sosial agar tidak mendapatkan informasi terkait Covid-19.
“Lalu indikator kecemasan panik seperti jantung berdebar saat mendapatkan informasi terkait Covid-19, takut penularan Covid-19 sangat cepat seperti negara China, Italia, takut tertular Covid-19 karena belum ada vaksinnya” ujarnya.
Selanjutnya indikator kecemasan sosial seperti tidak berani membagikan berita tentang kasus Positif Covid-19, takut tertular Covid-19 jika bertemu orang tak dikenal, dan takut bertemu dengan orang-orang dari kota-kota terjangkit Covid-19.
Sementara untuk indikator kecemasan obsesif seperti terlalu sering cuci tangan, mandi setiap hari lebih dari dua kali, terlalu sering membersihkan rumah dan terlalu sering minum multivitamin.
Riset ini melibatkan lima peneliti dari bidang ilmu komunikasi dan penyiaran Islam yaitu Hanifah Muyassaroh dan Muhammad Ridwan, Yusuf Hasan Baharudin dan Tatang Agus Pradana dari bidang ilmu Bimbingan dan Konseling serta Nanda Noor Fadjrin dari bidang ilmu Matematika. (sdy)