YES RADIO, Cilacap : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyarankan label cat warna mencolok untuk mengenali potensi bencana, khususnya gempa dan tsunami di wilayah Kabupaten Cilacap.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Dr. Eko Yulianto saat melakukan telekonferens dalam kegiatan ‘Ngopi Bareng’ yang diselenggarakan UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap di kantor UPT BPBD setempat, Jumat (6/12/2019).
Kata Eko, label warna cat pada tiang listrik atau pohon mudah dilakukan dan relatif murah namun efektif untuk mengingatkan masyarakat tentang peta kerawanan bencana.
“Warna merah untuk zona yang paling rawan atau tinggi potensi, warna kuning untuk yang sedang, dan warna hijau untuk zona yang aman atau rendah potensi kerawanannya. Bisa menggerakkan adik-adik Pramuka maupun relawan untuk melakukan pengecatan” kata Eko.
Saran lain, dalam setiap kegiatan yang melibatkan banyak massa bisa dimanfaatkan untuk penyebarluasan informasi seputar mitigasi bencana.
“Bisa jadi pada saat ada Festival Nelayan yang dihadiri ribuan massa, atau saat ibadah rutin sholat Jumat, pesan-pesan mitigasi bencana bisa disampaikan lebih efektif. Atau dikemas melalui kegiatan jalan sehat atau lari dengan melalui rute evakuasi bencana” ujarnya.
Kepala UPT BPBD Cilacap Andi Susilo mengapresiasi paparan singkat Eko Yulianto yang akan ditindaklanjuti pada kegiatan-kegiatan selanjutnya.
“Maka inilah tujuan kami mengumpulkan relawan dalam kegiatan hari ini. Agar ada satu pemahaman, satu visi dan satu frekuensi yang sama, sehingga jika terjadi suatu bencana komunikasi bisa dilakukan dengan mudah dan lancar” jelasnya.
Ke depan, kata Andi kegiatan ini bakal rutin dilaksanakan dengan tema-tema lain seputar kebencanaan.
“Termasuk dalam hal ini adalah praktek, baik simulasi kebencanaan maupun dapur umum agar para relawan semakin memiliki kompetensi dalam penanganan kebencanaan” ucapnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy menegaskan kegiatan ini merupakan murni inisiatif UPT BPBD agar semakin erat koordinasi dan konsolidasi dengan unsur relawan.
“Harapannya tentu para relawan dan unsur-unsur terkait semakin solid yang muaranya adalah penanganan cepat dalam setiap kejadian” imbuhnya.
Kegiatan bertema ‘Jalur Evakuasi Tsunami Kita, Memadaikah?’ ini dihadiri lebih dari 50 relawan dari berbagai kesatuan dan lembaga, serta unsur media massa. (sdy)